Dengan meningkatnya biaya hidup dan perubahan prioritas, semakin banyak pasangan di Indonesia yang memilih untuk hidup tanpa anak. Tren ini menimbulkan kekhawatiran demografis di tengah budaya yang menjunjung tinggi nilai keluarga. Pasangan Indonesia Tanpa Anak.
Dewi, seorang profesional pemasaran berusia 37 tahun yang tinggal di Jakarta, merasakan tekanan ini secara langsung.
Keputusan yang Menentang Arus
Dewi dan suaminya telah menikah selama hampir sembilan tahun, tetapi mereka sering menghadapi pertanyaan tentang rencana keluarga mereka.
“Kadang-kadang pertanyaan ini datang dari kerabat,” kata Dewi dengan nada sedikit kesal. “Di lain waktu, dari tetangga atau bahkan rekan kerja di kantor.”
Harapan untuk mengikuti tradisi sangat kuat. “Banyak orang tidak percaya kalau kami tidak ingin punya anak. Mereka terus bertanya seolah bisa mengubah keputusan kami,” ujar Dewi, yang meminta namanya hanya disebutkan sebagai Dewi.
“Tapi tentu saja, keputusan ini tidak kami buat dengan mudah. Dan kami juga tidak akan mengubahnya begitu saja.”
Fenomena yang Meningkat
Cerita Dewi mencerminkan perubahan yang lebih luas di Indonesia dan Asia pada umumnya. Semakin banyak pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), persentase wanita menikah di Indonesia berusia 15 hingga 49 tahun yang tidak memiliki anak meningkat dari 7 persen pada 2019 menjadi 8,2 persen pada 2022.
Keputusan ini menandai perubahan nilai dan prioritas dalam masyarakat modern Indonesia, meskipun tantangan budaya tetap ada.